Sunday, February 20, 2005
Labels:
Puisi Remaja
KehampaanLilin yang kian meredup padam sudah
Kata hatiku tak mampu ungkapkan semua
Hatiku, jiwaku, ragaku menyatu dalam seribu bahasa
Angin berlalu
Berhembus tanpa kesejukan
Suara yang riuh
Jauh berbisik
Kasih yang kudapat
Manis kemudian pahit
Ungkapan hasrat
Berujung pekat
Kuingin diriku
Kapan sang purnama datang kembalikan waktu?
Hanya misteri yang tau
Kehangatan yang utuh
Kapan kau datang mencariku?
Karena aku dingin
Tiada api yang kuselami
Jantungku serasa henti
Demikian dengan nafasku...
Fikirku...
Sekejap seperti mati
Dan demikianlah kekosongan terjadi
Menungu yang tak pasti dengan apa yang kutunggu
Menatap langit dengan khayalan mengangkat diri
Jiwaku yang sepi akan keramaian yang terjadi
Hanyut kedalam kekosongan yang berarti
Kehampaan
Reviewed by NajlA On Sunday, February 20, 2005, at 7:33 PM
Rating:
Saat ini kamu sedang membaca artikel "Kehampaan" by NajLa pada hari Sunday, February 20, 2005 waktu 7:33 PM, dalam kategori Puisi Remaja . Kamu boleh menyebarluaskan artikel Kehampaan ini dengan menyertakan link sumber dari blog ini. Mudah-mudahan Artikel Mengenai Kehampaan yang ada di blog pom-ponkini bisa bermanfaat bagi semuanya.
Saat ini kamu sedang membaca artikel "Kehampaan" by NajLa pada hari Sunday, February 20, 2005 waktu 7:33 PM, dalam kategori Puisi Remaja . Kamu boleh menyebarluaskan artikel Kehampaan ini dengan menyertakan link sumber dari blog ini. Mudah-mudahan Artikel Mengenai Kehampaan yang ada di blog pom-ponkini bisa bermanfaat bagi semuanya.
No comments:
Post a Comment